Powered By Blogger

Jumat, 26 Februari 2010

Kotor Yang Menyenangkan (Revisi)

Karya:Marasudin Siregar
Hari ini, hari yang cerah sekali. Matahari tersenyum manis kepada ku. Kulangkahkan kakiku setapak demi setapak melewati jalan yang penuh genangan air di sana-sini. Saat berangkat sekolah, aku memilih jalan yang ada rumputnya.

Aku berangkat ke sekolah bersama 2 saudara sepupuku. Namanya Makmun dan Mabrur. Rumahnya di belakang rumahku. Mereka selalu menghampiri rumahku setiap berangkat ke sekolah. Mereka menungguku di depan rumah. Aku juga bersama adikku, Lia namanya.

“Assalamu`alaikum”ku-ucapkan salam kepada kedua orang tuaku.

Mereka menjawab,”Wa`alaikum salam”.

Aku berangkat sekolah bersama-sama. Sampai di tengah jalan aku bertemu dengan teman sekelasku. Namanya Soni dan Tri. Kami semuanya berangkat bersama-sama. Kulihat sekolahku sudah tampak dari kejauhan. Kami semakin mendekat dan mendekat. Tak terasa kami sudah memasuki gerbang sekolah. Aku juga melihat teman-temanku berbondong-bondong ke sekolah.
* * *
Sebelum kami memasuki ruang kelas. Kami harus melewati lapangan terlebih dahulu. Lapangan sekolah kami sangat luas. Bahkan lebih luas dari lapangan di kampungku.

Aku melewati jalan di samping lapangan yang terbuat dari paving. Di ujung utara lapangan, terdapat gawang yang tiangnya bengkong. Dan di ujung selatan gawang ada tiang gawang juga. Setelah melewati lapangan, kami langsung masuk ke kelas. Ternyata teman-temanku sudah berangkat semua. Kami menaruh tas di atas meja. Tet…tet…tet…. Bel berbunyi tanda masuk.

“Belum duduk sudah bel”kataku.

“Ya nggak apa-apa, kita-kan memang berangkat agak terlambat”tanggap Makmun.

Kami murid kelas 5, laki-laki dan perempuan tanpa terkecuali ke luar kelas untuk berbaris. Ketua kelas lalu meyiapkan teman-teman.

“Siaaaap grak”intruksinya. Setelah barisan rapi, ketua memperbolehkan masuk dan bersalaman dengan Bu Lastri. Bu Lastri masuk ke kelasku karena menggantikan guru olahraga yang tidak masuk. Kami lalu duduk di kursi masing-masing. Dan kami berdo`a bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

“Selamat pagi murid-mirid!”kata bu guru.

Murid-murid serentak menjawab,”Selamat pagi bu guru!.”
Beliau lalu menerangkan sebentar kepada kami tentang kesehatan.

“Mungkin cukup sekian apa yang ibu sampaikan, kalian boleh olahraga”kata bu guru.

Setelah bu guru ke luar kelas. Kami mengganti seragam pramukan dengan seragam olah raga. Setelah itu, kami berlari ke kantor guru untuk mengambil bola. Kantor guru terletak di samping kelas 1. Di kantor banyak sekali bola. Ada bola sepak, bola volley, bola takraw dan bola kasti.

”Salamu`alaikum Pak, mau ambil bola.”kataku.

Pak guru menjawab,”ya, silakan”.

Aku berkata,”Teman-teman kita mengambil bola apa”.

“Mengambil bola sepak saja” jawab temanku.

“Ya okelah kalau begitu”kataku.

Bola ini kubawa ke lapangan. Lalu kami membagi teman-teman menjadi 2 kelompok. Kelompok satu gawangnya di utara, sedangkan kelompok 2 di selatan. Lalu kelompok ini melakukan suit dan kelompokku menang suit. Jadi, aku memainkan bola terlebih dahulu.

Pertandingan pun dimulai. Aku mengoperkan bola ke temanku. Namanya Eko. Dan dia mengoperkan kepadaku lagi. Lalu aku berlari sekencang mungkin menuju ke depan gawang. Tapi, di sana aku bertemu dengan Mupet yang telah nsiap menghadangku. Jadi, kutendang saja bola ini ke Soni.

“Son, terima bolaku ini!”seruku.

“Oke bos, akan ku cetak Gol kita!”Jawab Soni.

Dia menerima bola dariku dan menendangnya keras sekali. Bola itu meluncur bagaikan bedil yang ditembakkan oleh ABRI, dan melewati kaki si kipper. Apa yang terjadi! Ternyata goool. Timku mencetak skor 1-0.

“Gimana ini, kita kebobolan bola”Tanya Farit.

Amar menjawab,”Sabar kapten, yang penting kita tidak curang dan sportif!”

“Betul juga katamu Amar.”kata Farit.

Tim lawan lalu bangkit dan melakukan beberapa tendangan yang dapat mengancam gawang timku. Karena su-kiperku hebat, tak ada satupun bola yang dapat masuk gawang. Hasil akhir pertandingan adalah 5-0 dengan pemenangnya adalah timku.

Dikarenakan kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Tak terasa baju kami semua kotor. Tapi, kami menikmati ini semua. Kami sudah merasa lelah dan kamipun mengakhiri pertandingan.
* * *

1 komentar:

  1. Rega,kamu kasih komentar koq di lagunya Wali bukan di cerpen q.Kalau tentang cerpen kamu dah bagus tapi kenapa huruf setelah petik ada yang tidak memakai huruf kapital.

    BalasHapus