Powered By Blogger

Rabu, 07 April 2010

BEGINI NASIB

Oleh: Marasudin Siregar

Hari Minggu. Aku tidak berangkat ke sekolah. Aku bermain dengan teman-teman di sebuah rumah samping sungai.

“Dik, ayo bersepeda ke SD 2!”ajak Soleh.

“Ngapain ke sana,”jawabku.

“Ya volley-lah, kitakan belum olahraga.”katanya.

“Betul juga katamu Leh,”aku setuju.

“Aku mau ambil sepeda dulu ya!”katanya.

“Ya sudahlah aku tunggu di sini!” jawabku.

Dari kejauhan kulihat Isan menuju ke arah sungai.

Setelah sampai dia menghentikan sepedanya di sampingku.

“Sedang ngapain dik, di sini?”tanya dia.

“Nongkrong-nongkrong. Ya gitulah anak muda,”jawabku.

Kulihat Soleh sudah mengeluarkan sepedanya dari rumah.

”Leh, ayo kita volley, tadi Bagas mengajakku volley !”Isan mengajak.

“Ya mau, kalau ada temannya! “jawab Soleh.

“Ayo dik, kita ke sana !” ajak Soleh.

“Ayo!” tanggapku.

Aku, Soleh dan Isan berangkat bersama-sama menuju lapangan. Tapi, Isan mengayuh sepedanya kencang sekali. Hingga aku dan Solehtak dapat mengejarnya. Aku sampai tak dapat melihatnya lagi.

Kami sampai di perempatann jalan, di desaku. Di piggir perempatan itu ada sebuah tempat duduk. Kami memarkirkan sepeda. Kami duduk-duduk di sana.

“Kita ajak Isal apa tidak dik?”tanyan Soleh.

“Nggak usah-lah!”jawabku.

“La kenapa!”dia tanya lagi.

“Lagi wegah nih!”jawabku

Dari rumahnya, Bagas keluar dan melihat kami berdua.

“Lagi ngapain Gar?”tanya dia.

“Ya...jalan-jalan dong”kataku.

“Tadi aku bertemu dengan Pak Camat . Dia kuajak volley di SD 2. Kamu melihat perginya apa tidak?”tanya dia.

“Dia tadi bersepeda ke arah Barat!” jawabku.

“Aku boleh pinjam sepedamu nggak Leh?”tanya dia pada Soleh.

“Mau ke bawa ke mana sepedaku?”dia tanya balik.

“Aku ingin mencari Pak Camat!”serunya.

Dia mengambilnya sepeda Soleh yang terparkir di depannya. Dia langsung menaikinya dan menuju ke sana. Dengan santainya dia menaiki sepeda . Dia menaikinya dengan satu tangan. Dia melewati jalan yang di tengah-tengah. Tiba-tiba,dia tidak dapat mengendalikan sepeda yang sedang nggreyol ke kanan-kiri itu. Ia arahkan sepedanya ke pinggir jalan. Dia juga tetap tidak dapat mengendalikannya. Akhirnya, sepeda semakin kearah samping.

Sepedanya terjelungup dan terperosok ke got samping jalan.

Dengan sekuat tenaganya. Ia menghentikan laju sepedanya. Tapi apa daya. Dia tak mampu menahannya.

Terlihat dari arah Barat. Mbah Min dengan motor bututnya melihat Bagas terjatuh.

“Mbah, aku bisa terbang!”serunya.

Dengan gaya kupu-kupunya dia terbang ke kalenan yang penuh lumpur basah. Tapi, dia punya akal. Tangan kirinya menuju duluan ke tanah basah itu. Jadi, muka, wajah, hidung dan bibirnya tidak basah

“Aduh….”katanya

Dari kejauhan aku mendengar teriakannya. Sebaliknya, pada waktu yang bersamaan. Soleh sedang menghitung uang di sakunya dan menatanya dengan rapi.

“Lek,lek,lek, Bagas kenapa tuh?”kataku pada Soleh.

“Halah, baru hitung uang aja kok di ganggu!”jawabnya.

“Beneran ,lihat tu…!”

“Kenapa dia, Ayo kita bantuin”ajaknya.

Kami berdua lalu berlari ke sana . Saat itu juga Mbah Min langsung turun dari kendaraannya.

Belum sampai kami bertiga membantunya. Dia berusaha bangkit dari lilitann tanah yang menjebaknya. Dia berdiri dan mengangkat sepeda dengan dibantu Mbah Min.

“Aku tadi nggak bisa mengendalikan sepedanya, jadi aku terjatuh ke kalen” katanya dengan sedikit tertawa.

Dia menuntun sepeda kembali ke rumahnya.

“Maafkan aku Leh, akan kucuci sepedamu sampai bersih tak tersisa!”katanya.

“Ya okelah,”jawab Soleh.

Diparkirkannya sepeda yang sudah tak ber-rupa lagi itu di depan kran air. Dia bersihkan sampai bersih sepeda itu. Dia kucurkan air dari kran. Dan sepeda basah kuyuh. Setelah bersih semuanya, dia serahkan sepeda pinjamannya pada sa g pemiliknya.

“Sekali lagi maaf ya Mun!”ujarnya.

“Nggak papa, nggak papa!”jawabku.

Diambil sepedanya dari tangan Bagas dan disendekkan pada sebuah pohon ke cil di samping rumah Bagas.

“Jangan bicara dengan teman-teman ya, kalau aku begini!”kata Bagas.

“Jangan khawatir,”jawabku.

Tiba-tiba datang temanku yang lainnya. DIa nmenyangkin sepeda ditangannya dan menukju rumah Mbah Yazid

Mbah Yazid adalah tukang tambal ban di cdesaku . Selain itu dia nbjuga menjual pulsa di rumahnya. .Dia memasrahkan sepedanya nyang rusah e ntah kenapa pada sang Embah. Dia tidak mau menunggui sepedanya sampai benar. Tapi dia ingin mengambil; din sore hari.

Karena samping rumah nya Mbah Yazid adalah rumahnya Bagas.Jadi ikut ngobrol saja dia padaku

Pada waktu yang bersamaan , Bagas sedang mandi dan juga mencucui pakaaiannya. Dan juga menjemurnya.

Mak mjedudul, Bagas keluar dari rumahnya.

Diambilkannya jajanan alias snek dari warungnya . Kami diberi permen karet dfan permen biasa.

“Dik, ayo kita pulang!”ajak Makmun.

“Ayo!”jawabku.

Aku pulang dengan perut kenyang.

“Alhamdulillah!”ujarku.

###


14 komentar:

  1. cerpenna sudah lumayan bagoes tapi perlu di perhatikan lagi penulisan kata-katanya seperti: Perempatann, tanyan, mau ke bawake mana. kata2 itu harus di ubah lalu pemilihan katanya perlu di perhatikan seperti kalenan, kalw menurut saya lebih baik menggunakan kata sungai kecil, dan pada kata "lagi WEGAH" seharus nya "lagi malas" itu kalu menurut B.ind yang benar.
    maka saya memberi nilai 70 bwat cerpenmu.
    thxs...... moga bermanfaat,,,

    BalasHapus
  2. Cerpenmu menarik, pemilihan judul dan alur dah cukup bagoes. Tapi dalam pemilihan bahasa masih ada bahasa yang tidak dimengerti. Maaf, q hny bisa kasih kamu saran kamu sedikit.
    -Menunjukkan karakter tokoh utama sangat penting karena tokoh utama itu merupakan pendukung jalannya sebuah cerita.
    -Pembuatan konflik masih kurang, seharusnya cerita akan lebih menarik jika konflik yang dibuat menegangkan. Saat si Bagas melarang tokoh utama u/ tidak menceritakan pd temn2nya, dapat dibuat konflik, seperti
    Tokoh utama menceritakan kepada tmn2nya, sehingga memancing kemarahan Bagoes.
    Sorry.......q hanya bs kasih kamu nilai 75.

    BalasHapus
  3. cerpen marai menak.tapikurang ketegangan.bahasanya sulit dipahami.percakapan ini seharusnya tidak perlu diberi penjelasan
    “Dik, ayo bersepeda ke SD 2!”ajak Soleh.

    “Ngapain ke sana,”jawabku.

    “Ya volley-lah, kitakan belum olahraga.”katanya.

    “Betul juga katamu Leh,”aku setuju.

    “Aku mau ambil sepeda dulu ya!”katanya.

    “Ya sudahlah aku tunggu di sini!” jawabku.

    Dari kejauhan kulihat Isan menuju ke arah sungai.

    Setelah sampai dia menghentikan sepedanya di sampingku.

    “Sedang ngapain dik, di sini?”tanya dia.

    “Nongkrong-nongkrong. Ya gitulah anak muda,”jawabku.

    Kulihat Soleh sudah mengeluarkan sepedanya dari rumah.

    ”Leh, ayo kita volley, tadi Bagas mengajakku volley !”Isan mengajak.

    “Ya mau, kalau ada temannya! “jawab Soleh.

    “Ayo dik, kita ke sana !” ajak Soleh.

    BalasHapus
  4. cerpennya bagus dalam pemilihan judu sudah cukup bagus serta alurnya sudah cukup bagus akan tetapi bahasa yang digunakan kurang baku menurut pak roni bahasa yang kamu gunakan tidak baku melainkan bahasa daerah/bahasa kebiasaan sehari-hari mahon diperbaiki bahasanya agar mudah dipahami. nilai 77 cukupkan...?

    BalasHapus
  5. Cerpenmu menarik, pemilihan judul dan alur dah cukup bagoes. Tapi dalam pemilihan bahasa masih ada bahasa yang tidak dimengerti. Maaf, q hny bisa kasih kamu saran kamu sedikit.
    -Menunjukkan karakter tokoh utama sangat penting karena tokoh utama itu merupakan pendukung jalannya sebuah cerita.bahasa yang digunakan kurang baku menurut pak roni bahasa yang kamu gunakan tidak baku melainkan bahasa daerah/bahasa kebiasaan sehari-hari mahon diperbaiki bahasanya agar mudah dipahami. nilai 79 cukupkan...?

    BalasHapus
  6. ceritanya sudah bagus tapi latar,alur dan tokoh kurang begitu saya pahami akan lebih baik bila diperjelas lagi.
    saya beri nilai 75.
    Makasih...

    BalasHapus
  7. Ceritanya bagus,

    tetapi pendeskripsian latar kurang tajam,

    Alurnya kurang mudah di pahami,

    Tokohnya kurang jelas dan mohon di revisi diperjelas lagi.

    Bahasanya kurang baku.

    Terimakasih,

    saya beri nilai 74

    BalasHapus
  8. tokohnya kurang dan perlu ditambah.ejaannya juga ada yans salah mohon di perbaiki.aku memberimu nilai73

    BalasHapus
  9. cerpennya baik perluperbaikan kata-kata da;lam pengejaan n akhir cerita peru diperjelasn aagar pembaca lebih memahami amanat dari cerpen ini.(79)

    BalasHapus
  10. cerpennya baik perluperbaikan kata-kata da;lam pengejaan n akhir cerita peru diperjelasn aagar pembaca lebih memahami amanat dari cerpen ini dan tokohnya kurang dan perlu ditambah.ejaannya juga ada yans salah mohon di perbaiki dan pendeskripsian latar kurang tajam,
    Alurnya kurang mudah di pahami,
    Tokohnya kurang jelas dan mohon di revisi diperjelas lagi.
    Bahasanya kurang baku.
    aku beri nilai 80

    BalasHapus
  11. cerpennya sdh bagus, cukup menarik. Tapi amasih ada kata yg salh ketik di teliti lagi ya!!!!!!!!!! dan juga ceritanya lebih baik lagi kalau konfliknya ditambah.penggambaran tokohnya juga perlu di perjelas lagi. buat kamu aku kasih nilai 79.

    BalasHapus
  12. Cerpen kamu sudah cukup baik,akan tetapi lebih baik lagi jika
    kamu mempertegang suasananya.
    “Lagi wegah nih!”jawabku.Dan kata Mak mjedudul
    Tolong kata tersebut diganti dengan bahasa yang baku.
    Dan tolong katanya perlu diperhatikan lagi.

    Sekian commend dariku apabila ada salah kata saya mohon maaf.
    Nilai : 75

    BalasHapus
  13. Cerpennya bagus, tetapi bagian pembuka cerpen perlu ditambahi.

    Pada bagian pembuka cerpen penulis bisa menyajikan deskripsi manusia, peristiwa, maupun tempat.

    Pembuka pada cerpen ini:

    Hari Minggu. Aku tidak berangkat ke sekolah. Aku bermain dengan teman-teman di sebuah rumah samping sungai.

    ................

    rasanya terlalu singkat. Belum mampu menggambarkan situasi secara lengkap.

    Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  14. cerpennya baik perluperbaikan kata-kata da;lam pengejaan n akhir cerita peru diperjelasn aagar pembaca lebih memahami amanat dari cerpen ini dan tokohnya kurang dan perlu ditambah.ejaannya juga ada yans salah mohon di perbaiki dan pendeskripsian latar kurang tajam,
    Alurnya kurang mudah di pahami,
    Tokohnya kurang jelas dan mohon di revisi diperjelas lagi.
    Bahasanya kurang baku.
    aku beri nilai 80

    BalasHapus